Analisis pola komodifikasi
dalam liputan media atas kasus Bank Century
Dian Febriani/208000141
Definisi dan Jenis-jenis Komodifikasi dalam studi ekonomi politik media antara lain adalah :
Komodifikasi dapat diasumsikan proses transformasi barang dan jasa dari nilai gunanya menjadi komoditas yang berorientasi pada nilai tukarnya di pasar. Karena nilai tukar berkaitan dengan pasar dan konsumen, maka proses komodifikasi pada dasarnya adalah mengubah barang/jasa agar sesuai dengan keinginan dan kebutuhan konsumen. Pada proses transformasi dari nilai guna menjadi nilai tukar, dalam media massa selalu melibatkan para awak media, khalayak pembaca, pasar, dan negara apabila masing-masing di antaranya mempunyai kepentingan (Mosco, 1996). Nilai tambah produksi berita akan sangat ditentukan oleh kemampuan berita tersebut memenuhi kebutuhan sosial dan individual.
Menurut perbendaharaan kata dalam istilah Marxist komodifikasi adalah suatu bentuk transformasi dari hubungan, yang awalnya terbebas dari hal-hal yang sifatnya diperdagangkan, menjadi hubungan yang sifatnya komersil. (http://www.marxists.org/glossary/terms/c/o.htm). Dalam artian bahwa hubungan sosial ter-reduksi menjadi hubungan pertukaran. Komodifikasi (commodification), juga merupakan istilah yang hanya ada dalam konsep jual-beli di tahun 1977, namun mengekspresikan konsep fundamental atas penjelasan Karl Marx tentang bagaimana kapitalisme terbangun.
Komodifikasi adalah gejala kapitalisme. Yaitu upaya untuk memperluas pasar, meningkatkan keuntungan sebesar-besarnya dilakukan dengan membuat produk atau jasa yang disukai oleh konsumen. Barang dikemas dan dibentuk sedemikian rupa sehingga disukai oleh konsumen. Sedangkan ciri dari komodifikasi itu sendiri adalah adanya perubahan format yang menyesuaikan dengan keinginan konsumen. Konsumen atau khalayak menjadi tujuan utama, atau bahkan satu-satunya. Dengan menjangkau khalayak sebanyak-banyaknya diharapkan bisa mendatangkan keuntungan sebanyak-banyaknya.
Dan adapun Jenis-jenis komodifikasi dalam ekonomi politik media antara lain adalah :
1. Komodifikasi Isi (Content Commodity) Komodifikasi isi yang melibatkan transformasi pesan agar pesan lebih diterima oleh pasar (marketable). Misalnya, surat kabar, berita lebih memperhitungkan nilai berita agar bisa diterima oleh pasar.
2. Komodifikasi Khalayak (Audience Commodity) Ekonomi politik memperluas lebih lanjut analoginya dengan memeriksa bagaimana hubungan antara modal dan para penonton pada titik penerimaan yang dilakukan diatas perluasan peyiaran komersial.Komodifikasi khalayak terbagi menjadi 2 yaitu :
• Komodifikasi Intrinsik : Komodifikasi yang melekat secara langsung dari program atau acara yang dibuat oleh media. Upaya untuk mengetahui karakteristik khalayak, dan keinginan spesifik dari masing-masing khalayak. Komodifikasi ini membutuhkan prosedur dan ukuran untuk menentukkan secara akurat disemua tahapan produksi, pertukaran dan konsumsi.
• Komodifikasi Ekstensif : Proses komodifikasi yang terjadi dan mengalami perluasan melibatkan institusi pendidikan, pemerintah, budaya, telekomunikasi dsb. Komodifikasi ini memasukkan transformasi dari ruang umum menjadi kepemilikan privat seperti untuk mall dsb. Komodifikasi ini terutama diwujudkan lewat iklan-iklan komersial.
3. Komodifikasi Pekerja (Labour Commodity) Transformasi proses kerja dalam kapitalisme. Buruh merupakan kesatuan konsep dari pembuahan, atau kekuatan invasi, imagine dan pekerjaan desain dan pelaksanaan, atau kekuatan untuk melaksanakannya. Dalam proses komodifikasi, tindakan modal untuk memisahkan konsepsi dari eksekusi, keterampilan atau skill dari kemampuan untuk melaksanakannya.
Analisi pola Komodifikasi dalam liputan media atas kasus tersebut.
Persoalan kasus Bank Century yang diliput oleh media bahkan diangkat dalam kotak ajaib (televisi) merupakan salah sebuah bentuk bingkai komodifikasi yang mendominasi program acara televisi di negeri ini. Jika pemerintah tengah berupaya mencari penyelesaian terhadap pengusutan Bank Century yang dilakukan oleh Pansus Century, namun televisi menjadikan kasus tersebut melakukan proses transformasi barang dan jasa dari nilai gunanya menjadi komoditas yang berorientasi pada nilai tukarnya dipasar. Kasus diatas, merupakan salah satu obyek para pemilik media untuk bisa menghasilkan keuntungan. Mulai dari perdebatan hingga siaran langsung rapat-rapat pengusutan Bank Century yang dilakukan oleh Pansus Century sebagai pemberitaan yang dilakukan oleh media untuk dijadikan komoditas segala kepentingan individu ataupun kepentingan pemilik media. Dari pemberitaan ini timbul berbagai macam hal yang mampu menarik perhatian masyarakat mulai dari icon yang konyol yang ditimbulkan oleh salah satu anggota DPR dari fraksi Demokrat yaitu Ruhut Sitompul, simpati terhadap Sri Mulyani bagi Ibu-ibu yang diperlihatkan oleh media lewat liputannya mengenai Sri Mulyani yang kerap sedang bertasbih/berdzikir waktu dimintai keterangan oleh Pansus Century di gedung DPR, hingga keuntungan yang lebih bersifat materi dan popularitas. Dari pemberitaan media yang timbul berbagai macam tersebut, sebenarnya pemberitaan tersebut tidak dperlukan oleh publik terkait akan penuntasan kasus Bank Century itu. Tetapi karena media mengkomodifikasikan kasus/masalah Bank Century dari nilai gunanya menjadi komoditas yang berorientasi pada nilai tukarnya dipasar, guna untuk mendapatkan keuntungan terhadap media tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar